I
getar dawai yang kau petik mengingatkanku pada ritual cinta yang tak pernah tertinggal setiap aku kehilangan makna
mencarinya, mengingatnya, menyusunnya, merangkainya, mengikatnya, memenjarakannya dalam sel abu abu di kepalaku
pergi menjangkau makna yang tak pernah terejawantahkan lewat kata-kata
hanya sorot mata yang saling bertanya dan menjawab
dan dawaimu bergetar mengiringi senyap
II
sebuah luka ternganga
termangu dalam balutan gaun biru
tertegun dihempas rindu
kau diam tergugu
sampai kapan kau akan begitu?
seakan tinggal di pulau badai la nina
padahal ia sudah pergi lama
gaun pengantinmu sudah tak baru lagi
malam pertamamu kau lewati sendiri
kapan kau kan tersenyum lagi?
tak ingatkah surga menunggumu dengan luas cintaNya?
sampai saat itu tiba,
tersenyumlah barang sekali
III
selayak kematian cinta
tak berhenti berair mata
walau yakin tak akan lagi menemukan kata
yang tepat untuk kueja
menjadi frase perpisahan yang memilukan
selayak cinta yang mati
seperti tak ada lagi hari
untuk bisa tersenyum seri
karna perpisahan sudah cukup menikam hati
berhenti...berhenti...hanya berhenti...cukup sudah
Minggu, 22 Januari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar