Get me outta here!

Kamis, 07 Juni 2012

Makanlah Makanan yang Halal dan Baik

Islam memang menaruh perhatian tentang apa yang masuk ke dalam tubuh seorang muslim. Mengapa? Karena zat yang masuk tidak hanya akan mempengaruhi raga, tetapi juga dapat mempengaruhi kejiwaan seseorang.

Makanan yang masuk ke dalam tubuh kita, akan mendarah daging. Apa jadinya diri kita bila yang kita makan adalah makanan yang buruk? Ada segumpal daging dalam diri manusia, yang bila baik daging tersebut, maka baik lah dirinya. Daging itu adalah hati. Mungkin hati yang dimaksud di sini bukan hati secara ragawi. Tetapi bila kita perhatikan, maka akan ada keterkaitan antara makanan, kondisi hati jasmani, dan kondisi hati ruhani.

Jadi, apa sajakah pedoman makan yang baik bagi seorang muslim?


Makanlah yang Halal dan Baik

Allah memerintahkan kepada kita secara jelas untuk makan makanan yang halal dan thoyyib (baik). Bahkan di dalam Al Qur’an Allah mengulang-ulang perintah ini agar kita benar-benar mencermati.Sebagaimana firman Allah dalam ayat berikut :

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.(Al Baqarah: 168)

Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya. (Al Maidah ayat 88)

Janganlah Melampaui Batas
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.(Al Maidah 87)

Dalam Qur’an Surat Al Maidah ayat 87 dan Thaaha ayat 81, Allah memperingatkan kita agar tidak melampaui batas. Makan secara berlebihan dalam jumlah, akan berefek buruk bagi kesehatan. Makan berlebihan dalam harga, berefek buruk secara sosial karena mangurangi kepekaan kita terhadap orang-orang di sekitar kita yang kurang beruntung. Diriwayatkan, Rasulullah SAW pernah menggambarkan

"Tidak ada bejana yang lebih buruk yang diisi oleh manusia melainkan perutnya sendiri. Cukuplah seseorang itu mengonsumsi beberapa kerat makanan yang dapat menegakkan tulang punggungnya. Jika terpaksa, maka ia bisa mengisi sepertiga perutnya dengan makanan, sepertiga lagi dengan minuman, dan sepertiga sisanya untuk nafas." (HR.Ahmad dan Tirmidzi).

Demikian Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk seimbang dalam mengisi perut agar terjaga kesehatan kita dan terjauhkan dari perbuatan melampaui batas.


Bisa dibaca di sini

0 comments:

Posting Komentar