Untuk hari kedua #30harimenulis, instruksinya adalah ambil buku, buka
halaman kedua, lihat kata pertama, tuliskan apapun tentang kata
tersebut. Dan buku saya adalah novel Joshua joshua Tango milik Robert
Wolfe dengan kata pertama halaman dua (isi) : Ayah.
Here we go.
Saya tidak memiliki ayah. Tapi saya memiliki seorang pria hebat yang
sejak kecil hingga kini saya panggil Bapak. Sama saja ya? :-)
Apa kenangan manis yang Anda miliki bersama Bapak? Banyak? Saya juga. Saya ingin membaginya sedikit kepada Anda.
Waktu saya kecil, Bapak pernah mengajak saya ikut lomba sepeda. Kami
naik sepeda jengki (apa ya istilah lainnya? Saya tahunya sepeda jengki).
Saya bonceng di belakang. Karena takut masuk ke jeruji ban sepeda, kaki
saya diikat ke depan. Saya lupa apakah dapat hadiah atau tidak. Saya
lupa detail kejadian itu. Tapi perasaan bahwa saya diajak Bapak ikut
lomba sama-sama, masih saya ingat sampai sekarang. Bukan kenangan akan
peristiwanya, tapi kenangan akan perasaan saya waktu itulah yang terus
melekat di dalam hati.
Saat kecil, saya juga suka membaca cerita. Minta langganan majalah
anak-anak. Saya baca bergantian dengan adik perempuan saya. Suatu hari
Bapak pulang membaca buku yang sangat besar. Gambarnya menarik.
Sampulnya hardcover. Tak ada toko buku besar di kota kami. Kata
Bapak, ada pedagang keliling yang menawarkan ke kantor. Itu buku
favorit saya sampai sekarang : Petualangan di Negeri Dongeng. Walaupun
buku itu untuk kami (saya dan adik), rasa-rasanya saya yang lebih
dominan menguasainya (hehe, maaf ya adik-adikku). Sudah berulang-ulang
saya baca. Kadang hanya saya buka-buka menikmati ilustrasinya. Ceritnyaa
tentang hewan-hewan di Negeri Rimba yang kebanjiran lalu ditolong para
bajang. Mereka lantas hidup berdampingan. Sampai datangnya para kurcaci,
peri, dan permusuhan dengan Negeri Naga. But at last, mereka hidup damai bersama.
Kadang, saya kesal karena pekerjaan Bapak yang menyita waktu. Membuat
kami sering tidak bisa sering-sering pergi liburan sama-sama. Ketika
dewasa, saya baru sadar bagi Bapak, pekerjaan bukan sekedar mencari
nafkah tapi juga bentuk dedikasi dan pengabdian.
Meski begitu, rasanya banyak waktu yang Bapak sempatkan untuk saya.
Sekedar menyempatkan waktu mengambil raport ketika saya masih SMP.
Mengantarkan saya keluar kota agar bisa ikut lomba saat saya SMA.
Mengantarkan saya saat hendak kuliah di Bogor. Menjemput saya saat usai
wisuda. Bahkan mengantarkan saya tes kerja (padahal saya bisa saja
berangkat sendiri). Dan masih banyak hal lain yang belum tersebutkan
oleh saya.
Apa yang saya terima, juga diterima oleh adik-adik saya. Beliau
selalu ada di saat-saat penting kami. Membuat kami, anak-anaknya, merasa
berharga. Mungkin Bapak ingin memastikan kami mendapatkan yang terbaik
darinya.
Saya sering meneteskan air mata kalau mendengar dan mengingat-ingat
cerita Bapak kala anak-anak dan remaja. Berjuang meraih kehidupan yang
lebih baik. Dan membaikkan keluarganya. Banyak hal yang bisa kami
teladani darinya.
Terimakasih, Bapak. Semoga kami bisa membalas curahan kasihmu.
Rabu, 03 Juni 2015
#30harimenulis : H2-Cerita tentang Ayah
Posted by Dhanistyo on 10.54 with No comments
Posted in catcil
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar