Serangga adalah makhluk hidup yang unik. Ragam jenisnya sangat banyak. Juga mempunyai pengaruh yang besar bagi lingkungan dan kehidupan manusia. Bahkan, ada salah satu cabang ilmu yang khusus mempelajari tentang seluk beluk serangga, yaitu entomologi.
Dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, khususnya biologi, entomologi menjadi bagian yang dipelajari bahkan sejak dari tingkat dasar. Sayangnya, seringkali entomologi sekedar menjadi pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjawab soal-soal dalam ujian. Padahal, peran pendidikan entomologi dalam kehidupan sehari-hari sangat penting.
Entomologi tidak hanya mempelajari tentang jenis, ciri, dan perilaku serangga. Lebih jauh lagi, entomologi juga berkembang luas sebagai entomologi terapan yang diaplikasikan pada berbagai bidang, seperti kedokteran, forensik, kehutanan, peternakan, dan pertanian. Entomologi memberikan pengetahuan tentang manfaat yang bisa diberikan serangga kepada manusia dan kerugian yang bisa ditimbulkan oleh serangga. Dengan demikian, serangga bisa dikelola dan dikendalikan secara efektif, efisien, dan proporsional agar kelestarian ekosistem tetap terjaga.
Mengingat peran serangga yang dipelajari dalam entomologi begitu besar, tentu butuh orang-orang yang bersedia mendalami bidang tersebut. Sayangnya menurut Kasumbogo Untung seorang Profesor Entomologi, saat ini jumlah ahli entomologi di Indonesia sangat terbatas. Padahal entomologi mempunyai peran yang signifikan dalam meningkatkan daya saing bangsa di bidang kesehatan, perdagangan, ekonomi, pangan, pertanian, dan masih banyak lagi. Karena itulah ada baiknya pendidikan entomologi diberikan sejak dini kepada anak-anak, tidak hanya sebatas kontektual. Harapannya, kelak mereka akan mempunyai kepedulian yang besar terhadap dunia entomologi.
Dengan mengajak anak-anak mengenal dunia serangga, mereka bisa tahu ternyata tidak semua serangga merugikan manusia, seperti menjadi hama dan menularkan penyakit. Namun serangga juga memberikan manfaat, seperti penghasil madu, penghasil sutera, membantu penyerbukan tanaman, predator alami bagi hama tanaman, hingga menjadi pengurai sampah organik. Keberadaan serangga yang selama ini dianggap merugikan pun, sesungguhnya mempunyai peran bagi keseimbangan ekosistem. Mereka menjadi makanan bagi predator lainnya. Bila anak-anak diberi pengetahuan yang benar tentang hal ini, tentu ke depannya dapat membantu mendukung perkembangan bidang entomologi yang memberikan lebih banyak manfaat bagi alam dan manusia.
Namun, untuk mengajak anak mengenal lebih jauh tentang serangga tidaklah mudah. Pemberian materi di kelas sebagai bahan ajar saja, tidaklah cukup untuk menggugah kesadaran mereka akan pentingnya peran serangga dalam kehidupan. Kegiatan penyuluhan juga akan terasa membosankan. Entomologi yang dipelajari anak-anak tentu masih dalam cakupan yang sempit atau sederhana, berbeda dengan ahli entomologi yang sesungguhnya. Namun paling tidak, upaya ini dapat digunakan untuk menarik perhatian anak mengetahui dunia serangga lebih jauh lagi. Oleh karena itu, perlu adanya cara atau metode khusus yang disesuaikan dengan usia anak-anak untuk menarik minat mereka tentang serangga. Cara apa sajakah itu? Berikut diantaranya.
1. Melalui lagu
Lagu relatif mudah diingat oleh anak-anak. Karena itu, media ini dapat dipilih untuk mengenalkan jenis-jenis serangga kepada anak. Lagu tentang serangga yang populer tempo dulu, seperti Kupu-Kupu yang Lucu, Si Nyamuk Nakal, Semut-Semut Kecil, bisa dikenalkan kembali kepada anak-anak. Tentunya juga bisa ditambahkan dengan lagu baru yang lebih variatif dan edukatif.
2. Melalui media gambar
Media ini sangat umum digunakan. Bila tidak ada spesimen serangga yang bisa dibawa-bawa, gambarnya saja tentu sudah sangat membantu untuk memperkenalkan jenis-jenis serangga yang mudah ditemui di sekitar. Untuk anak pra sekolah, mewarnai gambar serangga bisa menjadi pilihan. Atau dibuat media berupa pictorial book agar lebih menarik.
3. Melalui media audiovisual
Dunia kartun atau animasi berkembang cukup pesat. Media ini banyak disukai oleh anak-anak. Berjam-jam mereka betah di depan televisi untuk menonton film kartun kesayangan. Film-film kartun dengan tokoh serangga juga beberapa sudah ada, misalnya Hutchi si Anak lebah, The Bug’s Life, dan yang terbaru serial Minuscule dengan tokoh aneka macam serangga. Maka, alangkah baiknya bila pengenalan mengenai serangga menggunakan media ini pula. Tidak hanya jenisnya, tetapi juga perannya bagi ekosistem dan kehidupan manusia.
4. Melalui cerita atau dongeng
Kebanyakan anak, suka sekali ketika dibacakan cerita atau dongeng. Kini, telah banyak buku cerita anak dengan tokoh hewan, khususnya serangga. Cerita-cerita fabel ini, selain mengajak anak mengenal dunia serangga, biasanya juga berisi nilai-nilai moral yang baik. Tentu hal ini sangat berguna bagi perkembangan pengetahuan dan karakter anak.
5. Melalui kegiatan rekreasi ke taman atau museum serangga
Di Indonesia, ternyata banyak museum yang mempunyai koleksi serangga. Anak-anak bisa diajak berekreasi sambil belajar mengenal jenis-jenis serangga yang dikoleksi oleh museum. Apalagi biaya kunjungan ke museum juga tidak mahal. Biasanya untuk yang datang dengan rombongan bisa mendapatkan tarif khusus.
Walaupun tidak di semua kota ada, minimal ada pilihan museum terdekat yang bisa dikunjungi. Diantaranya Museum Serangga di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta, Museum Kupu-Kupu di Taman Wisata Alam Bantimurung Maros Sulawesi Selatan, Museum Zoologi di Kebun Raya Bogor, Museum Serangga UGM di Laboratorium Entomologi Dasar Jurusan Perlindungan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Museum Serangga IPB di Departemen Proteksi Tanaman Institut Pertanian Bogor, dan Museum Satwa di Kota Wisata Batu Malang.
Bila di museum anak-anak mengenal serangga yang sudah diawetkan, ada pula pilihan lain agar anak dapat berinteraksi langsung dengan serangga yang masih hidup, yaitu di Taman Kupu-Kupu. Diantaranya Taman Kupu-Kupu di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta, Taman Kupu-Kupu di Taman Wisata Alam Bantimurung Maros Sulawesi Selatan, Taman Kupu-Kupu Gita Persada di Lampung, Bali Butterfly Park di Tabanan Bali, dan Taman Kupu-Kupu Cihanjuang (Rumah Kepompong) di Bandung Barat.
6. Melalui kegiatan percobaan di laboratorium
Anak-anak bisa diajak belajar tentang metamorfosis serangga dengan memelihara ulat hingga berubah menjadi kupu-kupu. Pengamatan secara langsung terhadap objek, akan membantu anak mengingat dengan baik tahapan metamorfosis serangga dibanding hanya membaca dari buku.
Cara- cara tersebut dapat melibatkan aspek motorik dan psikomotorik anak. Anak-anak tidak hanya diajak untuk mengenali serangga secara fisik tetapi juga perannya dalam ekosistem dan kehidupan manusia. Dengan cara yang kreatif seperti ini, suasana akan menyenangkan dan membuat anak menjadi antusias belajar tentang dunia serangga.
Sumber Bacaan
Ahira, Anne. Museum Serangga dan Taman Kupu-Kupu. http://www.anneahira.com/museum-serangga.htm
Anonim. Entomologi. http://www.google.com/buzz/post?url=http%3A%2F%2Fwww. scribd.com%2Fdoc%2F20704678%2FENTOMOLOGI&message=Description%20Of%20Enthomology
http://balibutterflypark.indonetwork.co.id
http://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Kupu-kupu_Gita_Persada
http://www.adadiskon.com/article/january-2011-1376/asyiknya-bermain-taman-kupu-kupu-di-bandung.html#ixzz1jTEey1ly
http://www.museumindonesia.com
Untung, Kasumbogo. Daya Saing Bangsa : Peran Entomologi. www.satoewarna.com
*) dibuat untuk diikutsertakan dalam lomba penulisan tentang serangga oleh Pusat Entomologi Indonesia
Selasa, 13 Maret 2012
Mengajak Anak-Anak Mengenal Serangga
Posted by Dhanistyo on 10.24 with No comments
Posted in artikel
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar